Perintis dunia sinema
Kid Auto Races in Venice (1914). Film kedua Chaplin dan debutnya dengan kostum Tramp
Film-film awal Chaplin diproduksi pada tahun 1914 di
Keystone Studios yang merupakan tempat Chaplin belajar teknik pembuatan film, sekaligus mengembangkan karakter Tramp. Chaplin pertama kali memperkenalkan karakter Tramp kepada publik melalui film keduanya,
Kid Auto Races at Venice (diedarkan 7 Februari 1914) dan film ketiganya
Mabel's Strange Predicament (9 Januari 1914).
Di akhir kontrak dengan Keystone, Chaplin sudah bisa menyutradarai dan menyunting sendiri film-film pendek yang dibuatnya. Film-film tersebut ternyata sukses besar. Pada tahun 1915, Chaplin menyetujui kontrak satu tahun dengan studio
Essanay. Setelah itu, kontrak bernilai besar untuk selusin film komedi tipe dua
reel disepakati Chaplin dengan studio
Mutual Film pada tahun 1916. Studio memberinya kebebasan artistik yang nyaris tanpa batas. Dalam dalam jangka waktu 18 bulan, Chaplin berhasil menyelesaikan 12 judul film. Film-film ini nantinya berhasil menjadi film komedi klasik dan tetap masih bisa menghibur hingga sekarang. Di kemudian hari, Chaplin mengenang masa bersama studio Mutual sebagai periode paling membahagiakan dalam kariernya.
Studio Charlie Chaplin (tahun 1922)
Setelah kontrak dengan studio Mutual habis pada tahun 1917, Chaplin menandatangani kontrak produksi 8 film tipe dua
reel dengan studio
First National. Selain pembiayaan dan distribusi film-film (1918-1923) yang ditanggung studio First National, kebebasan artistik seluruhnya berada di tangan Chaplin. Dengan kebebasan berkreasi ada di tangan, Chaplin membangun studio Hollywood sendiri. Pada periode ini tercipta film-film Chaplin yang tak lekang dimakan waktu, dan masih bisa dijadikan panutan bagi pembuat film yang lain. Film-film yang diproduksi Chaplin bersama First National berupa film komedi dengan masa putar singkat, misalnya:
A Dog's Life (1918) dan
Pay Day (1922), ditambah film dengan masa putar lebih panjang, misalnya:
Shoulder Arms (1918), dan
The Pilgrim (1923). Film Chaplin asal periode ini dengan masa putar standar dan berhasil menjadi klasik adalah
The Kid(1921).
Pada tahun 1919, Chaplin mendirikan distributor film
United Artists bersama-sama
Mary Pickford,
Douglas Fairbanks, dan
D. W. Griffith. Mereka berempat berusaha melepaskan diri dari sistem monopoli yang dipegang distributor film dan pemilik modal di Hollywood. Usaha ini berhasil, dan kemandirian Chaplin sebagai pembuat film tetap terjamin berkat adanya kendali penuh atas film yang diproduksi di studio milik sendiri. Nama Chaplin terus tercatat sebagai anggota dewan direktur UA hingga pada awal tahun 1950-an.
Seluruh film Chaplin yang diedarkan United Artists bermasa putar standar, dimulai dari
A Woman of Paris (1923), diikuti film
The Gold Rush (1925) yang nantinya menjadi klasik, dan diakhiri dengan
The Circus (1928).
Film-film bisu yang hingga sekarang dianggap sebagai karya terbesarnya,
City Lights (1931) dan
Modern Times (1936) justru dibuat Chaplin ketika dunia sinema sudah mengenal film bersuara. Di kedua film tersebut, Chaplin mengerjakan sendiri efek suara dan ilustrasi musik. Film
City Lights mungkin berisi keseimbangan sempurna antara komedi dan sentimentalitas ala Chaplin. Adegan terakhir film
City Lights dipuji kritikus
James Agee yang berkomentar di majalah
Life tahun 1949 sebagai: "sepotong akting paling hebat yang pernah direkam seluloid".
Film "Modern Times" (1936), Chaplin sedang makan dilayani mesin.
Walaupun pembuat film lain sudah beralih pada film bersuara, Chaplin bertahan untuk tidak ikut-ikutan. Film bersuara sudah dikenal sejak tahun 1927, tapi Chaplin terus bertahan dengan film-film bisu selama dekade 1930-an. Film Modern Times (1936) adalah film bisu, tapi memperdengarkan dialog yang keluar dari benda-benda mati, seperti radio atau pesawat televisi. Chaplin memang sengaja membuatnya seperti itu untuk membantu penonton film pada tahun 1930-an yang tidak lagi terbiasa melihat film bisu. Film Modern Times sekaligus film pertama yang memperdengarkan suara Chaplin (pada lagu yang dipasang di akhir film). Walaupun demikian, film ini masih dianggap film bisu oleh sebagian penonton, sekaligus akhir dari era film bisu karya Chaplin.
Chaplin dikenal sebagai artis serba bisa, koreografi film
Limelight (1952) dikerjakannya sendiri, begitu pula lagu latar film
The Circus (1928). Lagu berjudul "
Smile" merupakan ciptaan Chaplin yang paling terkenal di antara semua lagu yang pernah ditulisnya. Ditulis untuk film "Modern Times", lagu "Smile" diberi tambahan lirik untuk dinyanyikan
Nat King Cole sewaktu ingin diedarkan kembali pada tahun 1950-an. Lagu "This Is My Song" dari film terakhir Chaplin, "A Countess From Hong Kong" berhasil menjadi
hit dalam berbagai bahasa pada tahun 1960-an (terutama versi
Petula Clark). Film
Limelight berisi lagu tema berjudul "Eternally" yang berhasil menjadi hit pada tahun 1950-an.
Ilustrasi musik untuk film
Limelight yang dikerjakan Chaplin mendapat nominasi
Academy Awards pada tahun 1972. Hal ini dimungkinkan karena pertunjukan perdana di Los Angeles tertunda selama dua dekade.
Academy Awards
Chaplin memenangkan 2 penghargaan kehormatan
Academy Awards. Waktu itu belum ada prosedur audit pemungutan suara, dan penghargaan Oscar yang pertama dibagi-bagikan pada
16 Mei 1929 berdasarkan pembagian kategori yang sangat luwes. Chaplin mulanya dinominasikan sebagai Aktor Terbaik dan Sutradara Komedi Terbaik untuk karyanya
The Circus, tapi namanya ditarik kembali dan dewan Academy justru memutuskan untuk memberi penghargaan istimewa untuk "kegeniusan, kemampuan serba bisa dalam akting, penulisan, penyutradaraan, dan produksi film
The Circus". Film lain yang menerima penghargaan istimewa pada tahun itu adalah
The Jazz Singer.
Penghargaan kehormatan yang kedua dari Academy diterima Chaplin 44 tahun kemudian pada tahun 1972. Chaplin menerima penghargaan atas "pengaruh tak terhingga yang dibuatnya dan menjadikan film sebagai bentuk seni abad ini". Chaplin keluar dari pengasingannya untuk menerima penghargaan ini. Setelah Chaplin menerima penghargaan, para hadirin berdiri memberikan
sambutan tepuk tangan selama 5 menit penuh yang hingga sekarang tercatat sebagai
standing ovation terlama sepanjang sejarah Academy Award.
Chaplin juga pernah masuk nominasi sebagai penerima penghargaan Academy untuk Aktor Terbaik, Skenario Asli Terbaik, dan Film Terbaik untuk karyanya
The Great Dictator, tapi gagal. Film
Monsieur Verdoux (1947) juga pernah dicalonkan sebagai Skenario Asli Terbaik, namun lagi-lagi gagal meraih penghargaan. Sewaktu masih aktif sebagai pembuat film, Chaplin pernah menyatakan ketidakpuasannya pada Academy Awards. Putranya yang bernama Charles Jr. bercerita tentang tindakan Chaplin menjadikan penghargaan Oscar yang diterimanya pada tahun 1929 sebagai pengganjal pintu yang menjadi sebab kemarahan dewan Academy pada tahun 1930-an. Hal ini mungkin menjadi alasan film
City Lights sama sekali tidak pernah masuk nominasi, padahal berbagai hasil jajak pendapat sepakat film ini sebagai salah satu film terbesar dalam sejarah layar perak.
Di usia lanjut, Chaplin pernah memperoleh Academy Award yang didapatnya dari hasil kompetisi dan bukan secara kehormatan. Pada tahun 1973, film
Limelight (1952) mendapat penghargaan Oscar untuk
Academy Award untuk Ilustrasi Musik Asli (
Best Music in an Original Dramatic Score). Chaplin membintangi film ini bersama
Claire Bloom, serta tampil secara
cameo bersama
Buster Keaton yang merupakan satu-satunya penampilan kedua komedian terbesar dalam satu film. Setelah film selesai diproduksi, kecenderungan politik yang dianut Chaplin menyebabkan film
Limelight tidak jadi diputar di Los Angeles. Pemutaran di Amerika Serikat baru berlangsung pada tahun 1972, sehingga film ini walaupun diproduksi tahun 1952 berhak masuk nominasi.
Karya terakhir
Dua film terakhir Chaplin dibuat di London:
A King in New York (1957) yang dibintanginya sendiri (sekaligus penulis skenario dan sutradara), dan
A Countess from Hong Kong (1967) dengan bintang
Sophia Loren dan
Marlon Brando. Film
A Countess from Hong Kong merupakan penampilan Chaplin yang terakhir, tampil singkat secara
cameo sebagai awak kapal yang sedang mabuk laut.
Dalam otobiografi berjudul
My Life in Pictures terbitan tahun 1974, Chaplin menuturkan bahwa dirinya sudah menulis skenario untuk dibintangi Victoria, putri terkecilnya. Kalau skenario yang diberinya judul
The Freak jadi diproduksi, Victoria akan diberi peran sebagai bidadari. Menurut Chaplin, skenario film ini sudah selesai dan latihan praproduksi sudah dimulai (buku ini memuat foto Victoria lengkap dengan kostumnya), tapi produksi dihentikan karena Victoria menikah. Chaplin menambahkan, "Kapan-kapan, pasti aku buat." Kesehatan Chaplin terus menurun pada tahun 1970-an, dan meninggal sebelum angan-angannya terwujud.
Salah satu karya yang diketahui sebagai karya terakhir Chaplin adalah ilustrasi musik yang ditulisnya untuk memperbarui
A Woman of Paris, karyanya yang kurang sukses pada tahun 1923.
Dikutip dari Wikipedia Indonesia